Usai Kebocoran Pipa Minyak PT. Vale Warga Towuti Cemas Dampak Pencemaran

Mulyadi
0
Luwu Timur,RedMOL.id – Suasana tenang di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, mendadak terusik setelah warga mencium bau menyengat yang berasal dari aliran sungai di dekat pemukiman, Sabtu (23/8) pagi. Belakangan terungkap, sumber bau tersebut berasal dari kebocoran pipa minyak milik PT. Vale yang melintas di kawasan itu.

Di beberapa titik, terlihat cairan hitam pekat merembes ke tanah dan terbawa aliran air. Warga sekitar langsung resah, dan sontak melaporkan kejadian kepada Kepala Dusun Molindowe  di Desa Lioka Kecamatan Towuti sesaat usai melihat air di sawah miliknya berubah warna.

Keresahan warga pun mendadak heboh sebab sebagian besar masih mengandalkan sungai untuk kebutuhan sehari-hari. “Airnya berubah hitam pekat, ada lapisan minyak di permukaan. Kami takut kalau sampai berpengaruh ke kesehatan,” kata ibu MS, seorang warga Desa Lioka.
Keresahan masyarakat semakin bertambah karena tumpahan minyak diduga sudah merembes hingga ke lahan persawahan dan tambak warga. Sejumlah petani mengaku khawatir tanaman mereka tidak bisa dipanen. “Kalau tanah sudah tercemar minyak, pasti susah tumbuh lagi,” ujar salah satu Petugas PPL setempat setempat dengan wajah murung.

Menanggapi insiden tersebut, Bupati Irwan bersama Kapolres Luwu Timur AKBP Ario Putranto juga melibatkan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Timur bersama aparat pemerintah melakukan kunjungan ke lapangan pada Kamis (28/8). 

Mereka melakukan pengambilan sampel air dan tanah untuk memastikan tingkat pencemaran. “Saat ini kami fokus pada penanganan darurat agar sebaran minyak tidak semakin meluas. Setelah hasil uji laboratorium keluar, baru bisa dipastikan dampaknya,” ungkap Bupati Luwu Timur.

Sementara itu, pihak PT. Vale menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat. Dalam keterangannya, perusahaan berjanji segera menutup titik kebocoran dan membersihkan area yang terdampak. “Kami sudah menghentikan aliran minyak di jalur pipa tersebut dan mengerahkan tim khusus untuk menangani kebocoran,” jelas Humas PT. Pale dalam keterangan resminya.
Namun, sejumlah aktivis lingkungan menilai langkah itu belum cukup. Mereka menekankan perlunya evaluasi serius terhadap pengelolaan pipa minyak perusahaan. “Ini bukan hanya masalah teknis, tapi soal kelalaian yang berulang. Harus ada ketegasan dari pemerintah,” tegas Iskar, Ketua DPP LAK HAM Indonesia di Malili.

Hingga berita ini diturunkan, proses pembersihan masih berlangsung. Warga diminta tidak menggunakan air sungai untuk sementara waktu sampai kondisi dinyatakan aman. Meski begitu, rasa cemas tetap menghantui, karena bagi masyarakat Kecamatan Towuti, sungai bukan sekadar sumber air, melainkan juga bagian penting dari kehidupan sehari-hari mereka.

Bersambung ...
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Lanjutkan, Go it!) #days=(20)

Terima Kasi sudah berkunjung ke RedMOL ID, Info Lewat WhatSapp Hubungi Sekarang
Ok, Go it!