Dikenal Kebal Hukum dan Arogan? TGC Milik Slamet Masih Beroperasi, Warga: “50 Meter Lahan Saya Ambruk ke Sungai!”

Mulyadi
0


Lutim.RedMOL.id — Sebuah ironi kembali tersaji di hadapan publik. Tambang Galian C (TGC) milik Slamet Riyadi yang kerap disebut-sebut warga sebagai “kebal hukum” masih tetap beroperasi bebas, meski keluhan dan protes telah berulang kali disuarakan.


Meskipun Samet Riyadi saat ini berstatus tersangka pengancam dan sudah dalam tahanan Polres Luwu Timur, namun faktanya aktivitas penambangan tanpa ijin resmi di lokasi masih berlangsung dengan lancar tanpa kendala. 


Layaknya raksasa yang tak tersentuh, aktivitas penggalian terus berjalan di bibir sungai Kalaena di Desa Teromu, Luwu Timur, Sulsel ini seakan aturan dan keselamatan masyarakat bukanlah hal yang perlu dipertimbangkan.

Lahan Warga Terkikis, Sungai Menganga Lebih Lebar

Di lokasi galian, kerusakan terlihat jelas. Bekas garukan alat berat menganga lebar, membuat tepian sungai kehilangan penopang alami. Lahan perkebunan warga yang dulunya berjarak aman dari aliran sungai kini semakin terancam, bahkan sebagian warga mengaku tidak lagi bisa berbuat banyak meski telah melaporkan aktivitas galian ilegal ke Pemerintah Kecamatan.


Sunu, salah seorang warga yang menjadi korban, memperlihatkan bekas lahan yang kini berubah menjadi tebing curam.


“Dulu di sini datar, kebun saya ada di situ,” ujarnya sambil menunjuk ke arah tengah sungai yang sudah masuk area kegiatan penambangan. 


“Sekarang sudah 50 meter lahan saya ambruk ke sungai karena galian itu. Batu-batu besar ikut longsor, tinggal separuhnya kebun saya lagi itupun sudah terancam masuk sungai.” ujarnya, Kamis (20/11/2025).


Senada dengan pengakuan Sunu, Alex juga merupakan korban pemilik lahan yang mengalami hal serupa, Sunu juga menyebut korban lainnya yakni Ancu pemilik lahan merupakan korban yang lahan miliknya berada di tepi Sungai Kalaena.


Kondisi terbaru dari laporan warga setempat bahwa, sejumlah titik sudah mengalami retakan tanah terlihat membentang sudah mendekati bibir sungai, pertanda jelas bahwa area tersebut sudah tidak stabil lagi.


Diduga Menambang Hingga Zona Terlarang

Menurut penuturan sejumlah warga, aktivitas TGC milik Slamet Riyadi diduga sudah melewati batas aman dan menggali terlalu dekat dengan garis sempadan sungai bahkan sudah menggali di areal milik warga yang sudah ambruk ke badan sungak. Ketidakpedulian Slamet Riyadi ini semakin mempercepat terjadinya abrasi dan pendangkalan di beberapa titik, sehingga memperbesar risiko kerusakan lingkungan dalam jangka panjang.

Beberapa warga bahkan mengaku sudah melaporkan situasi itu ke aparat desa, kecamatan, hingga ke instansi terkait. Namun upaya itu tidak membuahkan tindakan berarti.


“Kami sudah mengadu ke Camat  dan Kepolisian, Tapi seperti biasa, tidak ada tindak lanjut. Jadi kami mau melapor kemana lagi malah mereka tetap kerja, suara alat berat masih berbunyi setiap hari. Apa kami ini tidak dianggap warga negara?” keluh seorang warga yang lain.


Kesan ‘Kebal Hukum’ Makin Kuat? 

Keberanian pihak pengelola untuk tetap beroperasi di tengah protes warga justru memunculkan tanda tanya besar. Masyarakat menilai ada “kekuatan tak terlihat” yang membuat aktivitas tambang itu sulit disentuh oleh penegak aturan.

Warga mengaku sudah sangat kesal karena setiap ada laporan, petugas tak pernah datang untuk melihat kondisi lapangan membuat aktivitas tambang tetap berlangsung seperti biasa.

“Kami ini bukan minta uang. Kami cuma minta keselamatan. Kalau dibiarkan, bisa-bisa lahan warga di sini akan longsor semua,” ujar warga.

Desakan Penutupan dan Investigasi

Masyarakat kini menuntut tindakan nyata. Mereka meminta pemerintah daerah menurunkan tim teknis untuk menilai tingkat kerusakan, serta memeriksa apakah tambang tersebut memiliki izin lengkap dan mengikuti standar operasional yang benar.

Selain itu, warga yang lahannya rusak meminta kompensasi layak.
“Kalau lahan sudah hilang, siapa yang ganti? Jangan sampai kami hanya jadi korban tanpa ada kepedulian,” tegas salah seorang pemilik lahan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak pengelola TGC milik Slamet Riyadi belum memberikan jawaban ataupun klarifikasi atas tuduhan warga. Sementara aktivitas di lapangan terus berlangsung, memicu kecemasan dan kecaman yang semakin meluas.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Lanjutkan, Go it!) #days=(20)

Terima Kasi sudah berkunjung ke RedMOL ID, Info Lewat WhatSapp Hubungi Sekarang
Ok, Go it!