Lutim.RedMOL.id — Proyek milik Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tepatnya di Lorong 9 di Dusun Petone Desa Non Blok Kecamatan Kalaena, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel terus menuai sorotan tajam publik. Warga menilai, pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai spesifikasi teknis dan terkesan asal jadi.
Dari pantauan di lapangan, Kamis (13/22/2025) warga setempat menyebutkan, pemadatan badan jalan dilakukan menggunakan mobil dump truk, bukan alat pemadat khusus seperti vibro roller atau baby roller sebagaimana mestinya. Selain itu warga menyebut sejumlah pekerja juga tampak tidak mengenakan alat pelindung diri (APD), sementara pengawasan dari pihak pelaksana proyek nyaris tak terlihat.
“Kalau pemadatan jalan cuma pakai dump truk karenanya kualitasnya jelas diragukan. Ini uang rakyat, bukan proyek pribadi,” ujar salah seorang warga Non Blok dengan nada kesal.
Tak berhenti di situ, hasil penelusuran menunjukkan bahwa pembentukan jalan yang tercantum dalam anggaran proyek justru tidak ditemukan fisiknya di lapangan. Sementara itu, ketebalan timbunan badan jalan juga diduga tidak sesuai spesifikasi 20 sentimeter sebagaimana pengakuan salah satu pengelola proyek saat dikonfirmasi pekan ini boleh awak media.
Kondisi timbunan terlihat tipis dan tidak padat, berpotensi cepat rusak bila dilalui kendaraan berat.
Saat disambangi awak media pada Senin (10/11/2025) di Papan Informasi terpantau proyek dengan nomor Kontrak : 600.1/17/SPK/PUPR-BM.6/X/2025 tanggal 10 Oktober dengan masa pelaksanaan 83 hari kalender.
Proyek dengan nilai Rp 173.500.874.00,- yang bersumber dari APBD melalui Dinas PUPR tahun 2025 ini berada di bawah pengawasan Konsultan Pengawas CV. INDTIM BAJA ENGINEERING, sementara Konsultan Perencanaan oleh CV. PUTRA KAHU PERKASA, dan Penyedia Jasa Konstruksi oleh CV. SAHABAT KONSTRUKSI.
Adapun nilai yang tercantum pada papan informasi, pemadatan jalan di Dusun Petone disebutkan dengan nilai Rp 83.775.332.00,-
Anehnya, usai awak media mempertanyakan lokasi kegiatan pembentukan jalan seperti yang disebutkan, Papan Proyek tidak ditemukan lagi di lokasi pada Kamis (13/11/2025) hal ini semakin menimbulkan kecurigaan warga setempat.
Uniknya lagi, Nama Kontraktor Pelaksana tidak tercantum dalam papan informasi proyek yang terpasang di lokasi. Hal ini menimbulkan dugaan kuat minimnya transparansi publik dan kemungkinan pelanggaran administrasi proyek.
“Kalau kontraktornya saja tidak dicantumkan, publik wajar curiga. Jangan-jangan memang ada yang disembunyikan,” sindir salah satu tokoh masyarakat setempat.
Masyarakat mendesak agar instansi pengawas dan aparat penegak hukum segera turun tangan melakukan audit teknis dan administrasi di lapangan. Warga berharap proyek tersebut tidak hanya diperiksa di atas kertas, tapi ditelusuri hingga ke pelaksanaan sebenarnya, agar uang rakyat tidak terbuang sia-sia.
