Lutim.RedMOL.id - Memperingati Hari Guru yang seharusnya menjadi ajang penghormatan bagi para pahlawan tanpa tanda jasa, sebuah potret memprihatinkan justru muncul dari kelas jauh SDN 110 Saele di pedalaman Desa Asana Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur, Sulsel.
Alih-alih menikmati suasana peringatan hari bersejarah itu, para guru di sekolah tersebut justru harus berjibaku mengajar di ruang belajar yang jauh dari kata layak.
Dalam satu ruang harus menampung tiga kelas dalam proses belajar secara bersamaan, sementara dalam ruang hanya dipisah sekat dinding triplek setinggi pinggang orang dewasa.
Mirisnya lagi terdapat satu ruang digunakan tiga kegiatan, ruang belajar, Kantor sekaligus ruang dapur.
Sementara itu, dinding ruang kelas nampak sebagian sudah bolong yang terbuat dari kasi board.
Pemandangan lain yang menyita perhatian adalah ruang belajar kelas II dimana proses belajar berlangsung dalam ruangan sempit berukuran 3X4 dengan dinding papan seadanya.
Ketengan warga setempat menyebutkan, bangunan WC yang sementara berjalan dulunya adalah ruang belajar namun harus rela dibongkar untuk tempat membangun WC yang anggarannya senilai ratusan juta rupiah menambah jadi sempitnya ruang belajar.
Awak media yang mendatangi lokasi, Kamis (20/11/2025) sempat tersentak pula menyaksikan pemandangan memilukan. Dimana ditemukan sejumlah murid melakukan kegiatan belajar di bawah rimbunan pohon bambu dengan menggunakan alas duduk dari ban bekas sementara meja tempat menulis hanya menggunakan kursi.
Saat ditanyai, guru yang sedang mengajar mengatakan, " Ini khusus untuk mata pelajaran agama, karena dalam ruangan sempit," ujarnya sembari tak menyebut nama.
Kondisi itu tak menyurutkan semangat para guru, namun menjadi ironi dimana saat Hari Guru diperingati secara meriah di berbagai daerah.
Menurut warga, sekolah itu sudah lama menunggu perhatian dari pemerintah, namun hingga kini belum ada perbaikan berarti. Para guru tetap hadir setiap hari dengan penuh dedikasi, meski fasilitas tak mendukung.
“Guru-guru di sini semangatnya luar biasa, tapi fasilitasnya benar-benar memprihatinkan. Ini harusnya jadi perhatian serius,” ujar salah satu orang tua murid.
Momentum Hari Guru tahun ini seakan menjadi pengingat keras bahwa masih banyak ruang belajar di pelosok yang belum mendapatkan keadilan pendidikan. Harapan masyarakat sederhana: pemerintah hadir dan memberikan solusi nyata, agar masa depan anak-anak pedalaman tidak terus tertinggal.
Hingga berita tayang masih menunggu klarifikasi dari Kepala Sekolah SDN 110 Saele.
