Simulasi Tanggap Bencana PT. Vale Di Malili Dinilai Formalitas, Warga Minta Edukasi

Mulyadi
0
Gambar simulasi tanggap bencana (int) 


Luwu Timur,RedMOL.id - Kegiatan simulasi tanggap darurat bencana (RTD) yang dilaksanakan di Lapangan Merdeka, Malili, Rabu pagi (18/6), menuai kritik dari masyarakat delapan desa yang terdampak langsung di hilir Sungai Malili. Warga menilai kegiatan yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Timur bersama PT Vale Indonesia Tbk tersebut terkesan hanya sekadar menggugurkan kewajiban tanpa memberikan pemahaman yang memadai.

Ya demikian kesan masyarakat Malili khususnya delapan desa terdampak langsung didaerah hilir sungai Malili dengan adanya tiga dam pembangkit listrik PT Vale. 

Skenario tindak darurat yang disimulasikan PT. Vale bersama warga dinilai tidak maksimal jika melihat seluruh rangkaian kegiatan simulasi tindak darurat di Lapangan Merdeka Malili rabu pagi 18 Juni 2025.

Kegiatan RTD yang dilakukan oleh  PT. Vale Indonesia Tbk bersama Permerintah Kabupaten Luwu Timur untuk mengedukasi masyarakat terkait potensi bencana terkesan sebagai pengguguran kewajiban saja. 

" Jangan hanya menggugurkan kewajiban saja. Upaya pencegahan bencana harus lebih dari sekadar teori di atas kertas, " demikian salah satu respon warga Malili setelah kegiatan RTD ini. 

Di tengah ancaman cuaca ekstrem yang semakin nyata, hujan yang terus menerus menyebabkan air di tiga danau pada hulu sungai Larona membuat air pasang dan berdampak pada hilir sungai Malili dan membuat kekhawatiran warga terdampak langsung di sepanjang sungai Malili. 

Edukasi kesiapsiagaan harus dilakukan secara masif dan tepat sasaran. Tanpa itu, masyarakat tetap akan menjadi korban setiap kali bencana datang. 

" Saya ikut kegiatan yang sama di 2019 dan itu lebih baik daripada kegiatan simulasi RTD kali ini, padahal kan harusnya tahun ini lebih baik kenapa justru sebaliknya ini seperti menggugurkan kewajiban saja," Ucap Nurlin warga kecamatan Malili. 

" Warga dilibatkan di bawa dari desanya ke pusat lapangan puncak indah dengan diberikan baju makanan uang saku dan doorprize setelah kegiatan tapi pemahaman tentang bagaimana evakuasi agar selamat mereka kurang paham padahal kegiatan ini tujuannya agar warga paham apa yang seharusnya dilakukan saat terjadi bencana," demikian salah satu peserta yang ikut aksi RTD ini. 


Ia juga menegaskan bahwa pemahaman masyarakat tentang mitigasi masih minim. Kita harus pastikan masyarakat tahu apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana. 

Menurutnya Edukasi ini bukan hanya seremoni, tapi kebutuhan mendesak, dan sebelum kegiatan simulasi seperti ini perlu adanya mitigasi oleh warga. 
Ia menyoroti perlunya pendekatan yang lebih interaktif agar masyarakat benar-benar memahami langkah-langkah yang harus diambil.  

Pelatihan dan simulasi di daerah rawan bencana harusnya lebih intensif. Pemerintah, lembaga kebencanaan, dan komunitas lokal harus bergerak bersama untuk membangun kesiapsiagaan yang solid. 

Harapan masyarakat, Dengan edukasi yang tepat, masyarakat tidak hanya jadi objek penyelamatan, tetapi juga bagian dari solusi dalam menghadapi bencana.

Hingga berita tayang awak media masih menunggu klarifikasi dari pihak terkait. 
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Lanjutkan, Go it!) #days=(20)

Terima Kasi sudah berkunjung ke RedMOL ID, Info Lewat WhatSapp Hubungi Sekarang
Ok, Go it!