Pengkrikilan Jalan Dusun Diduga Asal Jadi, Warga Geram: Bomag Cuma Hidup Beberapa Jam, Jalan Sudah Mau Rusak Lagi!

Mulyadi
0


Lutim.RedMOL.idProyek pengkrikilan jalan di Dusun Bancea Desa Lambarese Kecamatan Burau , Luwu Timur berubah menjadi tontonan yang mengecewakan warga. Alih-alih memberikan harapan pada akses yang lebih baik, hasil pekerjaan justru dinilai asal jadi dan jauh dari standar pengerjaan yang layak.

Warga mengaku alat pemadat (bomag) hanya bekerja dalam waktu singkat, Setelah itu, alat langsung meninggalkan lokasi tanpa proses pemadatan secara optimal dan  menyeluruh.

“Baru digelelu sebentar, langsung kabur. Mau bagus dari mana kalau pemadatannya setengah hati?” ujar seorang warga dengan nada kesal, Kamis (11/12/2025).


Kondisi material yang hanya dihampar seadanya tanpa pemadatan optimal membuat warga cemas. Mereka khawatir jalan yang seharusnya memperlancar aktivitas justru kembali hancur saat hujan pertama turun.

Bahkan kondisi terkini jalan tersebut sudah nampak sejumlah lubang digenangi air akibat pemadatan secara tergesa-gesa.

Selain itu, sejumlah titik badan jalan saat ini malah sudah ditumbuhi rumput makin menambah kecurigaan warga kalau proses penimbunan jalan dikerjakan tidak sesuai rencana.

Proyek yang bersumber dari APBD lewat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Luwu Timur T.A 2025 dengan Nomor Kontrak 602.2/09/SPK/PKK.2/PUPR/X/2025.

Adapun tanggal kontrak 08 Oktober 2025 dengan nilai kontrak sebesar Rp. 180.695.000,- dan Kontraktor Pelaksana oleh CV. Dwi Anugerah Pratiwi sementara Konsultan Pengawas oleh CV. Rifqi Pratama dengan masa pelaksanaan selama 85 hari.

Tintin Sumarni selaku PPK proyek ini saat dikonfirmasi sebelum pemadatan dilakukan, Jumat (21/10/2025) menegaskan, sesuai rencana ketebalan jalan setelah pemadatan adalah 15 centimeter.

" Tebal 15 centimeter setelah dipadatkan, gunakan Bomag seberat 8 ton," beber Tintin.


Menurut warga, kondisi jalan tidak sepenuhnya dibomag, hingga hasil akhir pemadatan jalan jauh dari harapan.

"Siang saya naik ke kebun alat itu belum ada setelah Sore saya pulang alat itu sudah tidak ada di sini tinggal bekasnya saja, mungkin hanya pinggir kiri kanan dipadatkan langsung pulang," ungkap warga sembari minta jati dirinya tidak dipublish.

Keterangan lain yang dihimpun awak media, sebelumnya kubikasi penimbunan ditambah sebab masih terdapat kekurangan hingga warga meminta agar tambahan timbunan diarahkan keluar agar material timbunan yang sudah ada didalam tidak diinjak mobil lagi. Namun atas desakan Sekcam Burau tambahan harus ke bagian kedalam.


"Kita minta tambahannya keluar biar timbunan yang sudah ada tidak diinjak lagi mobil, tapi pak sekcam tidak mau karena ada kebunnya di bagian dalam jadi kami tambah lagi ke bagian dalam makanya permukaan jalan kondisinya banyak  bergelombang," ungkap warga.

Warga mendesak pihak pengawas dan pemerintah desa turun tangan. Mereka menegaskan, proyek yang bersumber dari uang rakyat semestinya bukan sekadar formalitas, tetapi harus dikerjakan dengan kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.**

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Lanjutkan, Go it!) #days=(20)

Terima Kasi sudah berkunjung ke RedMOL ID, Info Lewat WhatSapp Hubungi Sekarang
Ok, Go it!