Lutim.RedMOL.id - Proyek pengkrikilan jalan di Dusun Bancea Desa Lambarese Kecamatan Burau, kembali menimbulkan kegelisahan warga. Di lapangan, nampak kondisi pekerjaan jauh dari kata layak. Material krikil yang seharusnya menjadi pondasi kuat justru terlihat tipis, tercecer, dan nyaris tidak berfungsi. Lebih mengejutkan lagi, proses penghamparannya dilakukan tanpa menggunakan alat berat yang seharusnya wajib dalam standar pekerjaan jalan.
Warga yang menyaksikan langsung menyebut, material hanya dilempar begitu saja lalu diratakan secara manual. Tanpa alat, tanpa leveling, tanpa kendali ketebalan. Hasilnya, pada beberapa titik krikil langsung tenggelam ke tanah dasar seolah tidak pernah dihamparkan.
Proyek dengan Nomor Kontrak : 602.2/09/SPK/PKK.2/PUPR//X/2025, senilai sebesar Rp. 180.695.000,- lewat Dinas PUPR T.A 2025 dengan Kontraktor Pelaksana CV. DWI ANUGERAH PRATIWI dibawah Konsultan Pengawas CV. RIFQI PRATAMA.
“Ini bukan proyek, ini pemborosan! Masa pekerjaan sebesar ini dilakukan manual pakai cangkul? Jelas-jelas tidak sesuai spek!” tegas salah satu warga yang geram melihat kondisi pengerjaan.
Lapisan krikil yang seharusnya mencapai ketebalan standar justru tampak setipis kertas. Saat diinjak, material langsung amblas dan menyatu dengan tanah. Warga khawatir jalan akan kembali rusak dalam waktu singkat, sementara anggaran negara telah habis digunakan.
Titin selaku PPK proyek saat dikonfirmasi menjelaskan, "Rencana ketebalan harus 15 cm sesudah dipadatkan menggunakan Bomag," ujar Titin, Jumat (21/11/2025.
Minimnya pengawasan dari pihak terkait semakin memperparah keadaan. Tidak tampak pengawas teknis di lokasi, dan pekerjaan terus berjalan meski jelas tidak mengikuti standar pengerjaan yang benar.
“Kalau begini, sama saja menunggu jalan rusak lagi. Uang rakyat dipakai, tapi rakyat yang menanggung akibatnya,” tambah warga lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak pelaksana belum memberikan keterangan resmi mengenai dugaan pelanggaran spek dan metode kerja yang seharusnya menggunakan alat berat ini.
